Saat
itu, pihak Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pusat
Statistik (BPS) menyatakan, Maret-Mei 2021 merupakan masa panen raya,
sehingga produksi diproyeksi surplus.
Menurut
Buwas, langkah impor beras ini muncul setelah pihaknya secara tiba-tiba
menerima perintah dari Menko Airlangga dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.
Baca Juga:
Ombudsman RI: Pemerintah Diminta Kaji Ulang Kebijakan Impor Beras
"Waktu
rakortas, wacana impor itu enggak ada, karena rapat hanya bicarakan kesiapan
jelang puasa dan Lebaran dari segala aspek pangan. Tapi dalam proses
perjalanannya sekarang ada kebijakan impor," ungkapnya, dalam webinar PDIP, Kamis
(26/3/2021).
Mantan
Kabareskrim dan Kepala BNN itu menyatakan, dirinya meyakini proyeksi Kementan
dan BPS terkait produksi beras nasional akan surplus pada tahun ini.
Oleh
sebab itu dinilai tak perlu dilakukan impor beras.
Baca Juga:
Pemerintah Bakal Impor 3 Juta Ton Beras di 2024
Data
BPS menyebut, potensi produksi beras sepanjang Januari-April 2021 akan
mencapai 14,54 juta ton, naik 3,08 juta ton atau 26,84 persen dibandingkan
periode sama di 2020 yang sebesar 11,46 juta ton.
Menurut
Buwas, sejak masa panen raya atau awal Maret hingga saat ini,
penyerapan Bulog sudah mencapai 145.000 ton.
Per 25
Maret 2021, stok beras di Bulog pun telah mencapai 923.471 ton, terdiri
dari CBP 902.353 ton dan beras komersial 21.119 ton.