“Ini yang menjadi concern PLN agar suplai biomassa berlanjut dari waktu ke waktu,” ujarnya lagi.
Pihaknya menyebut telah melakukan analisa kelayakan dan keekonomian terhadap potensi kayu yang dinilai kompetitif bila ditanam dan dijual oleh petani.
Baca Juga:
Kasus Plagiarisme, Sejumlah Akademisi Berakhir Gelarnya Dicabut
Meski demikian, menurutnya tak kalah kebijakan pemerintah atau mekanisme dukungan yang dibutuhkan untuk menjalankan co-firing dengan biomassa.
Sebagai contoh, ia menyebut bagaimana di Jepang dan Korea Selatan, meski tak memiliki sumber biomassa memadai, namun bisa menjalankan program dengan melakukan impor serta didukung oleh kebijakan negara itu.
“Amerika Utara, Brazil dan Australia tidak melakukannya karena dukungan pemerintah tidak memadai. Jadi catatannya bisa berjalan jika ada dukungan kebijakan dan insentif,” tandasnya.
Baca Juga:
Menjaga Kamtibmas Jelang Pilkada 2024 di Mimika, Begini Kata Akademisi Suku Kamoro
PT PLN (Persero) terus menunjukkan komitmen untuk meningkatkan porsi energi bersih dan menuju carbon neutral pada 2060 mendatang.
Setelah menerapkan langkah co-firing dengan memadukan porsi biomassa pada PLTU yang dimiliki, kini PLN melibatkan peran serta masyarakat untuk agenda transisi energi ini.
Direktur Utama PT PLN (Persero) menyebutkan bahwa kondisi saat ini dengan pemanasan global, ada potensi masa depan menjadi suram bila tak ada upaya bersama untuk mencegahnya.