Di antara pelamar dari Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat, hanya empat orang yang dinyatakan lulus ketika itu, Sintong merupakan salah satunya. Kemudian, tes lanjutan pantukhir (pantauan akhir) dilangsungkan di Ibu Kota Jakarta.
Meskipun Sintong dinyatakan lulus, namun dokter AURI memberi syarat kepadanya agar amandel yang dideritanya segera diambil sebagai persyaratan kesehatan.
Baca Juga:
Kopassus Diperkuat, Pasukan Siap Tanggap Bakal Tersebar di Enam Pulau Besar
Namun, Sintong Panjaitan merasa tidak puas dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter AURI tersebut. Sebab, ia merasa sangat sehat dan siap untuk mengikuti pendidikan.
Lalu, ia pergi ke Mabes AURI di Tanah Abang untuk menghadap KSAU Suryadharma. Akan tetapi, kedatangannya ditolak oleh piket penjaga depan.
Begitu pula dengan kedatangannya untuk kedua kalinya, ia tetap tidak diizinkan menemui KSAU.
Baca Juga:
Panglima TNI Mutasi 7 Kolonel AD, Hamonangan Lumban Toruan Dapat Tugas Strategis
Akan tetapi, Sintong tidak menyerah. Ia kembali mendatangi Mabes AURI untuk ketiga kalinya dan mengatakan bahwa dirinya merupakan Calon Kadet Penerbang AURI.
Akhirnya, perwira jaga menghadapkan Sintong kepada KSAU yang menerimanya dengan simpatik.
Kemudian, KSAU memanggil Letkol Udara dr Salamun, Kepala Jawatan Kesehatan AURI untuk memeriksa kondisi kesehatan Sintong di Jalan Kesehatan, daerah Bilangan, Tanah Abang, yang kemudian mengantarnya kembali ke Mabes AURI.