Brigif-13/Galuh merupakan brigade pertama yang dikirim oleh Brigjen TNI Ibrahim Adjie, Panglima Siliwangi untuk melaksanakan operasi di Sulawesi Selatan.
Dua brigade Siliwangi lainnya, masing-masing Brigif-11 dan Brigif-12 menyusul kemudian. Pada waktu Sintong ditempatkan di Yonif 321, Brigif-13 telah beroperasi selama 1 tahun di palagan Sulawesi Selatan.
Baca Juga:
Pengusaha Cilacap Motivasi 26 Siswa Seko Pusdiklatpassus Angkatan 108 Saat Pembaretan
Di antara 15 perwira remaja yang diikutkan ke dalam Operasi Kilat, hanya Sintong Panjaitan yang ditunjuk menjadi memimpin operasi tempur pada garis paling depan dan paling berat dari Yonif 321.
Di batalion tersebut, Sintong menunjukkan kemampuannya sebagai seorang komandan dalam memimpin pertempuran. Atas prestasinya itu, 4 bulan kemudian, ia diangkat menjadi Komandan Peleton 1 Kompi Suryo/Yon 3 RPKAD di palagan Sulawesi Tenggara.
Dari 15 perwira remaja lulusan AMN Angkatan 63 yang menimba pengalaman tempur dalam Operasi Kilat, hanya Sintong Panjaitan dan Abdulrachman yang ditunjuk dan dipilih menjadi pemimpin peleton RPKAD.
Baca Juga:
Brigjen TNI Djon Afriandi Resmi Jabat Danjen Kopassus Gantikan Mayjen TNI Deddy Suryadi
Padahal, keduanya masih belum mengikuti pendidikan prajurit komando.
Adapun teman seangkatan Sintong Panjaitan, di antaranya adalah Idroes (Mayjen TNI Purn), Sinung Karjo S (Letjen TNI Purn), Wismoyo Arismunandar (Jenderal TNI Purn), Kilian Sidabutar (Letjen TNI Purn), Toga Tampubolon (Mayjen TNI Purn), Sukarno (Mayjen TNI Purn), Kuntara (Jenderal TNI Purn), dan Basofi Sudirman (Letjen TNI Purn).
Adapun beberapa seniornya di AMN Angkatan I, di antaranya ialah Eddi Sudradjat (Jenderal TNI Purn), Hasudungan Simanjuntak (Mayjen TNI Purn), dan Sembiring Meliala (Mayjen TNI Purn), dan Soekarto (Mayjen TNI Purn). Sedangkan dari AMN Angkatan II, di antaranya ialah ZA Mualani (Letjen TNI Purn), Faisal Tandjung (Jenderal TNI Purn), Soetedjo (Mayjen TNI Purn), dan Ketot Harsono (Letjen TNI Purn).