Dalam pesannya Uskup Vitus mengingatkan agar para rohaniwan-rohaniwati baik yang berkarya maupun belajar, benar-benar menghadirkan Indonesia, wajah Indonesia yang majemuk, yang cinta damai, dan yang toleran.
Dengan kata lain, para anggota IRRIKA harus benar-benar "100 persen Katolik, 100 persen Indonesia", mengutip semboyan yang disampaikan Uskup Agung Semarang Mgr. Albertus Soegijapranata (1896-1963).
Baca Juga:
Paus Fransiskus Umumkan Daftar Kardinal 2024, Ada dari Indonesia
Soegijapranata, bagi umat Katolik Indonesia, adalah tokoh yang sangat istimewa. Ia adalah Uskup Agung pribumi pertama di Indonesia (1940).
Di bawah kepemimpinannya seluruh umat Katolik di Jawa menjadi pendukung dan pejuang Republik Indonesia yang masih belia.
Hal yang sama juga ditekankan oleh sesepuh IRRIKA, Romo Agustinus Purnama Sastrawijaya MSF yang sekarang menjabat sebagai Superior Jenderal MSF (Pemimpin Umum Kongregasi MSF).
Baca Juga:
Paus Fransiskus Angkat Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM menjadi Kardinal Baru untuk Indonesia
Ia mengatakan, bahwa ke-Indonesiaan kita harus selalu melekat dalam diri kita dan tercermin dalam kehidupan sehari-hari, di manapun kita berada.
Dalam bahasa yang lain, Dubes Takhta Suci, mengatakan walau di negeri orang, kita harus tetap menjadi manusia Indonesia seutuhnya.
Yakni yang jiwa raganya selalu mengedapankan kesetiakawanan dan solidaritas sosial yang tinggi tanpa harus mematikan hak-hak individu sesuai semangat demokrasi.