Sehingga wacana pun akhirnya beredar bahwa laga presidensial selanjutnya, tepatnya di tahun 1988, adalah laga Cuomo vs George HW Bush, bapak Bush yunior, yang menjadi wakil Ronald Reagan kala itu.
Namun ternyata Mario Cuomo tidak pernah mendeklarasikan dirinya sebagai calon presiden, meskipun Partai Demokrat kala itu nyaris tidak memiliki alternatif yang lebih karismatik ketimbang Michael Dukakis, yang secara popularitas masih di bawah Mario.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
Bahkan akhirnya sampai laga presidensial tahun 1992, Mario tak juga menceburkan dirinya ke dalam laga politik terbesar tersebut.
Entah kebetulan atau mengikuti jalan ayahnya, begitu pulalah yang dilalui oleh Andrew Cuomo, walaupun rating-nya terbilang cukup tinggi sebagai gubernur.
Banyak petinggi Partai Demokrat menginginkannya untuk mencalonkan diri pada tahun 2016 atau 2020, tapi Andrew ternyata tidak pernah melangkah terlalu jauh, persis seperti bapaknya.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
Andrew Cuomo nampaknya lebih memilih dan boleh jadi cukup terobsesi untuk bersiap-siap menorehkan prestasi tiga periode sebagai Gubernur New York, ketimbang masuk laga presidensial.
Dengan kata lain, Andrew lebih terobsesi membangun dinasti politik di sana.
Cukup bisa dipahami memang, ada banyak dinasti politik di masa lalu di New York.