Kedua, putra daerah mampu meningkatkan keterhubungan emosional dengan pemilih lokal, memperkuat basis dukungan di berbagai wilayah.
Yang ke tiga, membangun koalisi solid. Kombinasi ini dapat memperkuat koalisi lintas partai, menciptakan dukungan yang lebih luas dan beragam.
Baca Juga:
Ridwan Kamil Ucapkan Terima Kasih atas Dukungan Pemuda Pancasila di Pilkada DKI Jakarta
Mengapa Strategi Tidak Mendukung Cagub yang Memiliki Elektabilitas Tinggi Penting!
Dalam dunia politik, keputusan Parpol untuk tidak mendukung calon gubernur (cagub) yang memiliki elektabilitas tinggi bisa jadi dipandang kontroversial dan penuh risiko. Meski demikian, ada beberapa alasan strategis dan pertimbangan yang mungkin mendasari langkah ini.
Setidaknya, ada 7 (Tujuh) strategi dan alasan mengapa parpol memilih untuk tidak mendukung cagub dengan elektabilitas tinggi.
Baca Juga:
Debat Kedua Pilkada Jakarta Tanpa Kedip, PLN Jaga Pasokan Listriknya
Pertama, Parpol sering kali memiliki platform ideologis yang jelas dan tegas. Jika seorang Cagub, meskipun memiliki elektabilitas tinggi, tidak sejalan dengan nilai-nilai dan prinsip-prinsip ideologis partai, parpol mungkin memilih untuk tidak mendukungnya. Mempertahankan konsistensi ideologis dianggap lebih penting dalam jangka panjang untuk menjaga identitas dan integritas partai.
Kedua, Parpol yang kuat sering kali memiliki komitmen untuk mengembangkan dan mempromosikan kader internal mereka sendiri. Dengan mendukung calon dari dalam partai, meskipun elektabilitasnya belum setinggi calon eksternal, parpol dapat menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan kepemimpinan internal dan memperkuat loyalitas kader.