Dari sinilah ia mendapat julukan “bapak bom atom”.
Keputusan AS mengembangkan bom atom itu antara lain didorong oleh surat yang dikirim fisikawan kenamaan, Albert Einstein, kepada Presiden AS, Franklin Roosevelt, yang memperingatkan kemungkinan munculnya bencana kemanusiaan jika Nazi berhasil mengembangkan dan membuat bom atom.
Baca Juga:
Jepang Sudah Lepaskan Air dari Reaktor Nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik
Ketika Proyek Manhattan diluncurkan pada kuartal ketiga 1942, penelitian Oppenheimer tentang bom atom sudah sangat dalam.
Pada tahun-tahun sebelumnya ia sudah melakukan riset tentang neutron cepat dan melakukan kalkulasi berapa banyak meterial yang dibutuhkan untuk membuat bom dan seberapa besar efisiensinya.
Jenderal Leslie Groves, Direktur Proyek Manhattan, mengakui kepiawaian Oppenheimer.
Baca Juga:
Hari Ini Peringatan 78 Tahun Bom Hiroshima di Jepang, Ini Efek Ledakan Nuklir
Ahli sejarah, Alex Wellerstein, mengungkapkan, Oppenheimer terlihat dalam setiap tahapan penting pengembangan bom atom.
"Ia sendiri yang memutuskan bagaimana sebaiknya bom atom digunakan. Ia meminta agar bom atom tidak dijatuhkan di kota-kota besar. Ia juga masuk dalam komite yang memutuskan di mana saja bom-bom atom akan dijatuhkan," kata Wellerstein.
Kurang dari tiga tahun setelah Groves menunjuk Oppenheimer sebagai direktur pengembangan senjata, Amerika menjatuhkan dua bom atom di Jepang.