Sebagai seseorang yang berpengalaman dalam menangani ekspor dan impor serta memiliki latar belakang dalam bidang kepabeanan dan klasifikasi tarif barang (Boomzaken ), saya menyaksikan berbagai perubahan dalam dunia perdagangan internasional. Dari dulu, sektor impor barang di Indonesia memang dihadapkan pada tarif tinggi, terutama untuk barang-barang yang dianggap mewah.
Meskipun demikian, permintaan yang tinggi terhadap barang-barang tersebut, ditambah dengan kualitas yang baik, tetap mendorong masyarakat untuk melakukan impor.
Baca Juga:
Trump Tunda Tarif 90 Hari, Tapi untuk China Naik Lagi Jadi 125%
Seiring berjalannya waktu, negara-negara mulai menyadari pentingnya kerja sama dalam perdagangan internasional. Salah satu langkah signifikan adalah kesepakatan tarif antar negara yang mengacu pada perjanjian internasional, seperti penggunaan Sertifikat Asal Barang atau Certifikate Of Origin (COO) untuk memfasilitasi tarif yang lebih rendah, bahkan bisa mencapai 0 persen. Fasilitas ini memberikan kemudahan dan mengurangi beban tarif yang sebelumnya lebih tinggi, menciptakan hubungan perdagangan yang lebih saling menguntungkan antar negara.
Namun, kebijakan proteksionisme yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat, termasuk kenaikan tarif impor hingga 32 persen untuk beberapa barang Indonesia, menjadi tantangan besar yang harus dihadapi. Kebijakan ini tidak dapat dihindari, dan sebagai negara yang terlibat dalam perdagangan global, Indonesia harus cermat dalam menyikapi situasi ini. Salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah kompromi atau negosiasi timbal balik terkait pengurangan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Solusi utama dalam menghadapi kebijakan ini adalah dengan meningkatkan kualitas produk Indonesia. Tarif yang tinggi memang dapat menekan daya saing produk Indonesia di pasar AS, tetapi ini juga bisa menjadi peluang untuk meningkatkan kualitas barang yang diekspor. Menghadapi perang tarif ini, kita harus lebih fokus pada nilai tambah produk melalui inovasi dan perbaikan kualitas. Produk Indonesia harus bisa bersaing bukan hanya dari sisi harga, tetapi juga dari sisi kualitas yang mampu memenuhi standar internasional.
Baca Juga:
China Serang Balik! Tarif Naik Jadi 84%, Trump Dibuat Pusing
Selain itu, penting untuk menghadirkan produk baru yang sesuai dengan kebutuhan pasar global yang terus berkembang. Dalam situasi ini, kreativitas dan inovasi akan menjadi kunci utama. Produk-produk baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar internasional akan lebih mudah diterima oleh konsumen global dan bahkan bisa membuka peluang pasar baru.
Strategi lain yang tak kalah penting adalah memperluas pasar ke kawasan-kawasan lain yang memiliki potensi besar, seperti Eropa, Asia, ASEAN, dan Afrika. Eropa, China, Australia, dan India, dengan pasar yang selektif dan konsumennya yang mengutamakan kualitas, memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mengekspor produk-produk berkualitas tinggi.
Begitu pula dengan Asia yang terus mengalami pertumbuhan ekonomi, serta ASEAN. Tak kalah penting, pasar Afrika, yang berkembang pesat, memberikan peluang besar untuk memperkenalkan produk-produk Indonesia, mengingat kebutuhan akan berbagai barang konsumsi semakin meningkat di kawasan ini.