Pandangan Bautista ini relevan untuk konteks Indonesia.
Sebab, tak terelakkan lagi bahwa kebanyakan politikus kita memang menjadikan kedudukan politik untuk memperkuat posisi individu ataupun untuk meraup keuntungan jangka pendek sebesar-besarnya.
Baca Juga:
Raih Gelar Doktor di Usia 71 Tahun di Unpad, Ini Kisah Perjuangan Johar Firdaus
Mereka hanya mengejar kesuksesan belaka.
Memang, harus diakui, bahwa secara alami, seorang politisi pasti (akan) mencari kesuksesan.
Namun, sering kali motivasi seperti ini bergeser menjadi nir-esensial.
Baca Juga:
Budi Arie Siap Berlabuh ke Gerindra, Projo Tegaskan Dukungan untuk Prabowo
Keinginan untuk melayani kepentingan rakyat bermetamorfosis menjadi keinginan untuk mendapatkan keuntungan pragmatis.
Hal seperti inilah yang justru menjadi pintu masuk bagi adanya tindakan yang mendistorsi hukum, menghancurkan keadilan, dan mengabaikan kepentingan rakyat.
Di sini, kesuksesan kehilangan dimensi agregatif.