Etika akan membantu orang yang memiliki otoritas politik di ranah publik, menjalankan tugasnya dengan tulus disertai kolaborasi akal budi, hati nurani, dan rasa kewajiban untuk melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.
Tanggung jawab dalam konteks etika politik selalu berkaitan dengan motivasi dan konsekuensi.
Baca Juga:
Anggota DPD RI Komeng, Sebut Prabowo Betul-betul Ingin Menyatukan Semua Pihak
Motivasinya adalah melayani kepentingan rakyat dengan penuh dedikasi, tulus dan transparan.
Konsekuensinya adalah bersedia mengesampingkan ambisi dan kepentingan pribadi.
Juga bersedia untuk membangu komitmen etis atas segala tanggung jawab sosialnya.
Baca Juga:
Survei: Mayoritas Konsumen Indonesia Pilih Merek Berdasarkan Sikap Politik
Dengan begitu, (jabatan) politik dipandang sebagai medan mencari amal, merealisasikan kebaikan dan mengadvokasi segala kegalauan publik.
Adalah tugas negara untuk mencari skema dan format terbaik bagaimana agar etika menjadi pilar perjuangan politikus dan bagaimana agar lembaga politik mengagregasi kepentingan publik dengan preferensi etik.
Intinya adalah politikus harus mengeksplorasi potensi kemanusiaannya, demi masyarakat manusia, demi koeksistensi dan ekosistem yang utuh.