Kesuksesan dalam berpolitik, tidak lagi dijadikan peluang merevitalisasi pelayanan publik agar semakin maksimal dan efektif, tetapi malah mencelakakan kehidupan bersama.
Dominasi agenda politik pribadi telah menghancurkan agenda luhur bersama, yaitu memperjuangkan keadilan sosial.
Baca Juga:
Anggota DPD RI Komeng, Sebut Prabowo Betul-betul Ingin Menyatukan Semua Pihak
Politikus Beretika
Masih menurut Bautista, peningkatan kualitas pelayanan politik dan lembaga publik tidak dapat dipaksakan dari luar, tetapi harus lahir dari diri sendiri, berasal dari ”kebangkitan” seperti kata Aristoteles, atau dari ”meninggalkan goa” seperti kata Plato dan ”dari perubahan hati yang sebenarnya” seperti yang dikatakan Caiden.
Baca Juga:
Survei: Mayoritas Konsumen Indonesia Pilih Merek Berdasarkan Sikap Politik
Dengan kata lain, dari pikiran harus muncul kekuatan dinamis yang mengubahnya menjadi tindakan dan yang menjadi dasarnya adalah etika.
Etikalah yang menjadi instrumen dasar agar pengelolaan politik dan administrasi publik menjadi semakin lebih baik.
Ketika etika dijadikan fondasi praksis publik politikus, mereka akan sanggup mengendalikan diri dan bertanggung jawab atas segala tindakan mereka.