Jika Ridwan bergabung ke Nasdem, misalnya, kombinasi Airlangga dan Ridwan cukup berpotensi untuk muncul, tinggal diputuskan siapa di antara keduanya yang menjadi nomor 1 dan 2.
Salah satu partai besar yang juga bisa bergabung ke koalisi ini adalah Partai Demokrat.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
Hal itu bisa terjadi jika Demokrat gagal menjalin komunikasi dengan poros oposisi atau poros Prabowo.
Selain sama-sama partai dengan ideologi kebangsaan, Demokrat juga memiliki kedekatan historis dengan Golkar.
Selain aksioma memenangkan calon yang akan diusung, partai-partai politik juga perlu mempertimbangkan efek perolehan partai dalam pemilu legislatif atas pilihan capres yang akan diusung.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
Dalam survei eksperimental yang dilakukan SMRC (2021), ditemukan bahwa keputusan partai mengusung seorang capres akan memiliki pengaruh signifikan pada hasil pemilihan anggota legislatif mereka.
Karena itu, setiap partai perlu hati-hati menentukan capres yang akan mereka usung.
Selain mempertimbangkan potensi menang dari capres yang dipilih, preferensi massa partai juga harus ditempatkan dalam prioritas utama pengambilan keputusan partai. (Saidiman Ahmad, Manajer Program Saiful Mujani Research and Consulting - SMRC; Mahasiswa Doktoral Ilmu Politik Universitas Indonesia)-qnt