Data survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), dalam simulasi 15 nama, suara Puan masih di kisaran 1,4 persen.
Calon koalisi potensial saat ini adalah Partai Gerindra.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
Kedekatan PDI-P dan Gerindra sudah terbangun cukup lama walaupun dalam dua pemilihan presiden (pilpres) terakhir mereka berhadap-hadapan.
Persoalannya adalah apakah Gerindra akan mau menurunkan ekspektasinya untuk mengusung calon presiden dan bukan wakil presiden?
Rasanya potensi untuk munculnya pasangan Puan-Prabowo Subianto (di mana Puan menjadi capres dan Prabowo cawapres) relatif akan susah diwujudkan.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
Maka, skenario kedua adalah koalisi PDI-P dan Gerindra terjadi, tetapi yang dimajukan sebagai capres adalah Prabowo, sementara kader PDI-P, seperti Puan, menjadi cawapres.
Persoalan utama kombinasi ini adalah kesediaan PDI-P merelakan diri menjadi pengusung cawapres.
Sebagai pemenang pemilu, tentu daya tawar PDI-P lebih besar untuk memajukan capres.