Poros terakhir yang berpotensi muncul adalah Golkar-Nasdem.
Golkar dan Nasdem memiliki kedekatan emosional terutama karena pendiri Nasdem, Surya Paloh, adalah salah satu kader Golkar yang bahkan pernah menduduki jabatan tertinggi di partai beringin, Ketua Dewan Penasihat.
Baca Juga:
Pemohon Uji Materi UU Pemilu Desak Percepatan Pelantikan Presiden Terpilih
Baik Golkar maupun Nasdem menunjukkan performa politik yang cemerlang.
Sebagai partai yang relatif baru, Nasdem muncul dengan sangat meyakinkan.
Di sejumlah daerah, terutama di Indonesia timur, Nasdem muncul sebagai kekuatan politik utama.
Baca Juga:
Mahfud MD: Saya Lebih Baik dari Prabowo-Gibran, tetapi Rakyat Lebih Percaya Mereka
Sementara Golkar berhasil mempertahankan eksistensinya sebagai salah satu partai terbesar sejak 1999 sampai hari ini.
Golkar memiliki sejarah hampir selalu mengusung kader sendiri dalam pilpres, baik sebagai capres maupun cawapres.
Dalam empat kali pilpres langsung, hanya pada Pilpres 2019, Golkar tidak mengikutkan kadernya dalam perhelatan.