Jelas bahwa rakyat Afghanistan trauma terhadap rezim Islamis-fundamentalis Taliban saat lima tahun (1996-2001) berkuasa, yang penuh dengan kebiadaban dan ketidakmanusiawian.
Dengan jatuhnya kembali Afghanistan ke tangan Taliban, mimpi buruk dan drama horor terbayang di depan mata mereka.
Baca Juga:
Taliban: Tugas Wanita Itu Melahirkan, Bukan Jadi Menteri
Selama kekuasaan rezim Taliban yang disokong Pakistan dan Al Qaeda, Afganistan (oleh Taliban diberi nama Emirat Islam Afghanistan) menjelma jadi "neraka" dunia mengerikan.
Bahkan Korea Utara jauh lebih baik ketimbang Afghanistan di masa Taliban.
Kemiskinan, kelaparan, dan malnutrisi merajalela.
Baca Juga:
Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Kuliah, Tapi…
Kekerasan demi kekerasan tak pernah berhenti.
Perang sipil antarfaksi Islam dan kelompok suku terus berkecamuk.
Pembantaian warga terjadi di mana-mana, bukan hanya terhadap kelompok minoritas etnis dan agama saja (misalnya, kelompok Syiah Hazara) tetapi juga terhadap siapa saja dan kelompok mana saja yang mereka anggap dan cap rival dan musuh pengganggu kekuasaan.