Polarisasi itu sepertinya makin mengeras.
Polarisasi itu memerlukan proses kanalisasi politik.
Baca Juga:
Geger Pernyataan 'Suara Bukan Segalanya', Menteri Tanzania Dicopot
Dalam hal ini, sepertinya, Indonesia perlu menimbang kedua model demokrasi tersebut, “majoritarian” dan “consociational”, serta kemungkinan variasi dan modifikasinya.
Sejatinya, demokrasi adalah proses yang bersifat coba-coba, “trial and error”, tidak bisa di “copy and paste”.
Setiap bangsa harus ber-ijtihad menemukan model yang terbaik untuk diri mereka, Indonesia bukanlah pengecualian.
Baca Juga:
Blak-blakan ke PDIP, Prabowo: Tak Masalah jika Tak Berkenan Gabung
Mencari rujukan boleh, copy-paste jangan. (Zulfan Tadjoeddin, Associate Professor in Development Studies, Western Sydney University, Australia)-dhn
Untuk tanggapan dan respon atas artikel ini bisa menghubungi email penulis: [email protected].