Pelaksanaan komitmen cenderung dipengaruhi arus geopolitik global dan komitmen negara-negara maju.
Penanganan masalah kesehatan di negara-negara maju sangat berbeda dengan yang dilaksanakan di negara-negara berpendapatan rendah (low-income countries/LICs) dan negara berkembang yang memiliki banyak keterbatasan.
Baca Juga:
Jadi Showcase Transisi Energi RI, PLN Hadirkan 70 Unit SPKLU Ultra Fast Charging Saat KTT G20
Kerja sama global sangat mendesak untuk mencegah peningkatan kematian di banyak negara akibat penyebaran varian baru Covid-19 dan memitigasi pertumbuhan ekonomi yang tidak seimbang.
Kedua, perlunya penyelarasan antara komitmen dalam forum internasional dan koordinasi kebijakan domestik.
Terdapat potensi perbedaan fokus, strategi, dan hasil yang diharapkan dari kementerian dan lembaga terkait di dalam negeri, unit organisasi yang menjadi koordinator, dan bagaimana narasi kebijakan dan rencana implementasinya.
Baca Juga:
Sambut KTT G20, PLN Perkuat Infrastruktur Jaringan Listrik Paiton-Bali
Dalam konteks Indonesia, komitmen internasional penting untuk diselaraskan dengan reformasi struktural yang sedang berjalan.
Ketiga, tantangan terkait dengan isu transformasi digital dan perubahan iklim.
Bagaimana memanfaatkan transformasi digital untuk mendorong produktivitas dan mendistribusikan manfaatnya secara inklusif untuk membantu pemulihan ekonomi serta bagaimana mengawal proses transisi digital.