Selain itu, bencana seperti banjir luapan danau glasial (GLOF) semakin sering terjadi, membawa ancaman serius bagi masyarakat sekitar.
Peringatan dari Ilmuwan dan Langkah Mitigasi
Baca Juga:
Mentan Ajak Gerakan Pramuka Kontribusi Majukan Pertanian
Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari BRIN, Thomas Djamaludin, memperingatkan bahwa fenomena pencairan es ini akan semakin cepat jika tidak ada tindakan nyata untuk mengurangi emisi karbon.
Laporan UNESCO juga mencatat bahwa pencairan gletser pegunungan sejak tahun 2000 telah menyebabkan kenaikan permukaan laut global sebesar 18 milimeter, atau sekitar 1 mm per tahun.
Bahkan, menurut World Glacier Monitoring Service, kenaikan satu milimeter saja dapat menyebabkan hingga 300.000 orang terpapar banjir tahunan.
Baca Juga:
Menkeu Ingatkan Adanya Krisis Pangan dan Energi di 2023
Seorang petani di Peru yang hidup di hilir gletser yang mencair telah membawa masalah ini ke pengadilan. Ia menggugat perusahaan energi Jerman RWE atas kontribusinya terhadap perubahan iklim dan menuntut kompensasi atas risiko banjir yang mengancam kehidupannya.
Ahli glasiologi Heidi Sevestre dari Program Pemantauan dan Penilaian Arktik menambahkan bahwa pencairan es ini terjadi jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Dalam kunjungannya ke Pegunungan Rwenzori di Afrika Timur, ia mengungkap bahwa gletser di sana diperkirakan akan menghilang sepenuhnya pada tahun 2030.