Keputusan ini merupakan langkah berani yang membuktikan bahwa teknologi perakitan ulang pesawat bisa menjadi solusi untuk menghemat biaya dan memperkuat armada udara.
3. Proyek Berani yang Belum Pernah Dicoba Sebelumnya
Baca Juga:
Bukan Kalimantan, Inilah Alasan Kopassus Pilih Sulawesi Tenggara untuk Markas Barunya
Meskipun secara teori semua bagian pesawat bisa dilepas dan dipasang kembali, proyek ini merupakan yang pertama dalam sejarah F-35.
Scott Taylor, kepala insinyur mekanik di Lockheed Martin, mengungkapkan bahwa eksperimen ini adalah langkah revolusioner dalam industri aviasi militer.
"Ini pertama kalinya ada F-35 yang dibuat dari kombinasi dua jet yang berbeda," ujar Taylor dalam sebuah pernyataan pada tahun 2023. "Ini adalah sejarah."
Baca Juga:
Swiss Melawan Jet Siluman, Ini Alasan Rakyat Menolak F-35 dari Amerika
Proses rekonstruksi dilakukan dengan menggunakan alat dan perlengkapan khusus yang benar-benar baru.
Teknologi dan metode perakitan yang dikembangkan dalam proyek ini bisa menjadi landasan bagi pengembangan sistem pemeliharaan pesawat tempur di masa depan.
4. Dua Tahun Pengerjaan yang Berbuah Manis