Jika pengguna teridentifikasi di bawah 18 tahun, chatbot akan menyesuaikan jawaban dengan konten yang lebih aman, ramah, dan sesuai kategori anak.							
						
							
							
								"Kami menyadari bahwa ini merupakan pengorbanan privasi bagi orang dewasa, tetapi kami yakin ini merupakan hal yang layak," lanjut Altman.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Wajib Tahu, Ternyata Ucapan 'Tolong' dan 'Terima Kasih' Bikin Kantong OpenAI Jebol!
									
									
										
											
										
									
								
							
							
								Sebagai bentuk pengamanan tambahan, ChatGPT akan memblokir akses terhadap konten seksual maupun eksplisit. 							
						
							
							
								Sistem juga akan dilatih agar tidak memberikan respons menggoda, tidak mengarahkan percakapan ke topik bunuh diri atau menyakiti diri, bahkan dalam konteks fiksi atau penulisan kreatif.							
						
							
							
								"Dan jika pengguna di bawah usia 18 tahun memiliki niat bunuh diri, kami akan berusaha menghubungi orang tua pengguna. Jika tidak berhasil, kami akan menghubungi pihak berwenang dalam kasus bahaya yang mendesak," jelas Altman.							
						
							
								
									
									
										Baca Juga:
										Elon Musk Gagal Akuisisi OpenAI, Ini Alasan Penolakan Tegas dari Dewan Direksi
									
									
										
									
								
							
							
								"Ini adalah keputusan yang sulit, tetapi setelah berdiskusi dengan para ahli, inilah yang kami anggap terbaik dan ingin transparan mengenai niat kami," tambahnya.							
						
							
							
								Kasus yang menjadi pemicu kebijakan ini adalah gugatan keluarga Adam Raine, remaja asal California yang meninggal pada Agustus lalu. 							
						
							
							
								Orang tua Adam menilai ChatGPT berperan dalam keputusan putranya untuk mengakhiri hidup, termasuk dengan menyarankan metode bunuh diri serta membantu menyusun draf surat wasiat.