Inilah pulau yang letaknya di tengah danau tapi kesulitan air.
Belakangan banyak penduduk membeli pompa air. Berbahan minyak solar. Tapi harga solar mahal sekali.
Baca Juga:
RDF Plant Rorotan Karya Anak Bangsa Segera Beroperasi, Mampu Olah 2.500 Ton Sampah Jakarta Per Hari
Maka Jack punya ide: membangun solar cell terapung. Sebagai pengusaha pompa ia punya kemampuan untuk itu. Ia bangun dulu dermaga terapung. Terbuat dari rangkaian drum plastik: 8 x 16 meter.
Dermaga itu ia tarik ke tengah danau. Di atas dermaga terapung itulah solar cell digelar. Pakai tiang-tiang penyangga. Hasil listriknya untuk menghidupkan pompa air. Pompa itu dimasukkan ke dalam air. Sedalam sekitar 3 meter.
Jack harus membangun solar cell itu jauh dari pantai Samosir. Sekitar 80 meter ke tengah danau. Tujuannya: untuk mendapatkan air dalam. Agar bisa mendapat air yang lebih bersih. “Danau di dekat pantai sangat dangkal. Airnya berlumut,” ujar Jack.
Baca Juga:
Aquabike Jetski World Championship 2024 Resmi Dibuka di Danau Toba, Samosir
Dengan membangun solar cell agak di tengah, Jack bisa mendapat kedalaman 8 meter. Airnya bersih. Lalu dialirkan ke darat lewat pipa.
Agar ”dermaga Jack” tidak lari-lari, Jack mencetak beton untuk pemberat. Empat buah. Masing-masing 1,6 ton. Beton itu ia tenggelamkan ke dasar danau. Dermaga drum itu diikatkan ke beton itu.
Dari dermaga itulah air dialirkan lewat pipa sejauh 1,6 km ke Desa Sitinjak: 2 liter per detik. Masyarakat pun membangun bak-bak air. Mendapat air dari pompa Jack secara gratis. “Kelebihan airnya untuk mengairi sawah,” ujar Jack. Ia pun mengirimkan video ke sana. Isinya: air yang lagi mengucur membasahi tanaman padi.