Inertial Navigation System (INS) menjadi penyempurnaan Preset Guidance. Sistem ini menghitung posisi rudal secara terus-menerus dengan giroskop dan akselerometer.
Teknologi ini kini menggunakan MEMS dan Solid-State Ring Laser Gyro, sehingga akurasinya hanya melenceng beberapa meter bahkan setelah melintasi jarak 10.000 km.
Baca Juga:
Langkah Strategis, Inggris dan Italia Integrasikan Rudal Meteor ke F-35
Sistem navigasi berbasis satelit, seperti GPS (AS), Glonass (Rusia), dan BeiDou (Cina), memungkinkan rudal mengetahui posisinya secara real-time dan diarahkan menuju titik koordinat target. Namun, akses ke satelit ini dapat dibatasi atau diblokir dalam kondisi konflik.
Tercom (Terrain Contour Matching) cocok untuk rudal jelajah karena memanfaatkan peta kontur permukaan bumi yang telah dipetakan sebelumnya. Rudal dilengkapi radar altimeter untuk mengukur ketinggian dan mencocokannya dengan peta digital yang dimiliki.
DSMAC (Digital Scene Matching Area Correlation) adalah teknologi paling canggih saat ini.
Baca Juga:
Rudal Baru Rusia Oreshnik: Jadi Sorotan Dunia Tidak Dapat Dilacak, Dicegat atau Dihancurkan
Ia membandingkan gambar permukaan bumi yang dilewati dengan citra digital yang disimpan sebelumnya, memungkinkan rudal terbang melintasi lembah-lembah untuk menghindari radar dan tetap membidik target spesifik secara akurat.
Biasanya, sistem-sistem ini tidak berdiri sendiri. Rudal modern seperti Tomahawk menggunakan kombinasi INS, Tercom, dan GPS untuk mendapatkan akurasi maksimum sekaligus ketahanan terhadap gangguan navigasi.
“Integrasi berbagai sistem pemandu bukan hanya meningkatkan presisi, tapi juga menciptakan redundansi. Artinya, bila satu sistem terganggu, sistem lainnya tetap bisa menjalankan misi,” tambah Clarke.