Dalam rangka meraih cita-cita itu, diperlukan komitmen dan tekad bersama. Salah satu tiang utamanya adalah menanamkan dan mengobarkan semangat persatuan yang tulus.
Namun, empat kali amandemen UUD 1945
membuahkan dinamika baru dalam proses demokratisasi di Indonesia.
Baca Juga:
Yakini Putaran Kedua Pilgub Jakarta, Pemuda Pancasila Siap All-Out Dukung RK-Suswono
Demokrasi bukan lagi untuk
mempersatukan, justru menjadi fenomena yang sering mengancam persatuan.
Demokrasi, yang pada
awalnya ditujukan untuk mencari solusi, berubah wajah menjadi ajang mengadu
kepintaran dan kekuatan kuantitatif/jumlah, sebagaimana dipertontonkan oleh
orang-orang atas nama kebebasan, ketokohan, dan ilmu
pengetahuan yang sesungguhnya sangat relatif.
Bahkan, parahnya lagi, demokrasi berkembang menjadi sangat manipulatif, serta kerap kali
disampaikan dengan tutur kata yang tidak menghargai nilai-nilai kesantunan
sebagai ciri masyarakat beragama dan berbudaya.
Baca Juga:
Pemuda Pancasila Sumut Siap Antar Bobby Nasution ke Kursi Gubernur
Karena itu, Ormas Pemuda Pancasila
memandang, sudah saatnya perlu membangun kesadaran untuk kembali menjadikan
demokrasi sebagai ajang untuk mencari solusi, bukan ajang adu ilmu, dan bukan
pula ajang adu kuat.
Kembalilah kepada jati diri Indonesia
dengan melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni dan konsekuen.
Sekali Layar Terkembang, Surut Kita
Berpantang" Pancasila Abadi! (Gunung
Hutapea, Ketua
Bidang Organisasi dan Keanggotaan MPN Pemuda Pancasila)-dhn
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.