Pada masa Orde Baru, demokrasi Pancasila dengan kekuasaan yang luar biasa dari Soeharto, Sabam Sirait tetap bisa berlayar di atas kerumitan pelaksanaan kekuasaan. Sabam tercatat sebagai anggota DPD hingga wafat atau berkiprah di dalam dunia politik selama 63 tahun.
"Bahwa pak Sabam mampu bertahan dalam kondisi politik apapun karena dibimbing berpolitik secara kristiani," katanya.
Dalam catatan A Yewangoe, Sabam adalah seorang politisi yang luwes tidak punya musuh, baik musuh pribadi atau musuh politik. Ia mampu mencairkan suasana yang tegang dengan humor yang bermutu, bahkan setara dengan Presiden Gusdur.
Baca Juga:
Dit. Reskrim Polda Metro Jaya Panggil Saksi Kasus Penistaan Agama
Sekalipun Sabam secara politik berseberangan dengan Gusdur, namun mereka bisa kompak. Hal itu terlihat saat mendukung Palestina.
"Tidak ada musuh politik pak Sabam. Ini harus menjadi panutan untuk menghindari apa yang sekarang ini disebut tak ada poliik belas dendam. Saya menilai kita terjebak politik belas dendam sekarang ini," katanya.
Apa yang dilakukan pak Sabam seharusnya bisa menjadi contoh bagi politisi saat ini agar bangsa ini bisa bergerak maju. Sabam Sirait telah menjadi panutan bahwa dendam politik itu tidak baik, dan politisi sekarang ini harus mengikuti jejak itu.
Baca Juga:
Pria Ini Ajak Warga Sekampung Pindah Agama, Usai Dipenjara karena Ikut Yesus
Sabam juga seorang yang berani. Insiden interuspsi yang sangat terkenal satu-satunya tercatat yang dalam setiap diskusi politik menyatakan prinsip politik yang berani.
Menurutnya, tidak mudah melakukan interupsi di masa Orba yang otoriter apalagi itu jelas berada di luar skenario. "Kendati waktu itu tak didengarkan, itu berdampak besar bagi penguasa Orde Baru waktu itu. Ternyata rezim itu bisa juga diinterupsi," katanya.
A Yewangoe mengatakan, prinsip politik Sabam Sirait adalah politik itu suci. Oleh karena itu, orang Kristen tidak boleh menjauhi politik. Sebab, tak ada di dunia ini tanpa politik. Orang Kristen harus mampu hidup politik. Hanya saja, geraja tidak boleh berubah menjadi partai politik.