Dalam laporan lain yang turut menyeret keluarganya, muncul nama seseorang berinisial H.S. yang disebut-sebut terlibat.
Namun, C menegaskan bahwa saat peristiwa tersebut terjadi, tidak ada pihak lain di lokasi selain dirinya, abang kandung, adik iparnya, anaknya, serta ART Yuni Asih.
Baca Juga:
Polres Tapteng Respons Cepat Laporan KDRT Melalui Call Center 110
Ia juga menyatakan tidak pernah mengenal sosok berinisial H.S. tersebut.
Berdasarkan penelusuran pihak keluarga, inisial H.S. diketahui memiliki keterkaitan dengan LSM GRACIA. Keterkaitan tersebut disebut memiliki irisan dengan Laporan Polisi Nomor LP/B/439/III/2025/BPKT/Polres Jakarta Utara/PMJ tertanggal 5 Maret 2025, yang sebelumnya sempat menjadi perhatian publik.
"Kasus bullying yang terjadi di Penabur Intercultural School yang sebelumnya sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu karena puluhan papan bunga menolak bullying turut dikomentari oleh LSM GRACIA," ujar C.
Baca Juga:
Polemik Saksi KDRT Medan, Terungkap Ini Pengakuan Korban
Dibeberkan C, saat pejemputan anaknya, terjadi tarik menarik yang tidak dapat dihindarkan. Sementara ART Yuni Asih masih on call dengan Alpriado Osmond.
“Ia menggigit HP-nya yang sedang masih on call, sementara kedua tangannya digunakan untuk memegang atau memeluk pinggang anak saya, sehingga apakah mungkin saat badan anak saya yang terdorong maju mundur mengenai wajahnya berakibat hal lain? saya tidak tahu,”
“Tapi satu hal yang pasti, saat saya sudah berhasil mengambil anak saya, saya titipkan anak saya pada abang kandung saya untuk masuk ke dalam mobil kami, dan kemudian saat kami meninggalkan TKP kondisi mulut ART Yuni Asih tidak ada darah sama sekali,” terang C.