Ia pun berpesan kepada Kapolri Listyo Sigit untuk tidak mengorbankan institusi demi melindungi seseorang.
“Mas (Listyo Sigit), jangan korbankan institusi. Ya kan? Demi melindungi jendral kek, apa kek, apa kek. Kasihan institusinya,” tegas mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman itu.
Baca Juga:
Hakim Tolak Eksepsi Arif Rachman Arifin, Salah Satu Saksi Kunci Pembunuhan Brigadir J
Rizal pun menggarisbawahi agar masyarakat Indonesia tak hanya fokus pada isu pelecehan seksual atau bahkan skandal perselingkuhan, yang mana menjadi bahasan santer dalam kasus ini.
“Tapi tolong fokus pada transaksi hitam triliunan rupiah dari Samboisme,” ujar Rizal dalam diskusi tersebut.
Label “Samboisme” sendiri sebenarnya Rizal rujuk dari kata “Savakisme” yang berakar pada kata SAVAK, sebuah intitusi polisi rahasia, keamanan, dan intelijen di Iran pada masa pemerintahan Dinasti Pahlavi.
Baca Juga:
Brigjen Hendra Kurniawan Hari Ini Jalani Sidang Etik Kasus Brigadir J
Institusi itu menjadi yang paling dibenci dan ditakuti akibat praktik penyiksaan dan adu domba terhadap pihak oposisi, di saat pihak mereka justru “sibuk” beroperasi untuk mengumpulkan dana lewat dunia hitam.
Untuk diketahui, kasus ini pun Rizal sebut sebagai “Samboisme”, mengingat banyaknya dimensi yang ada dalam kasus tersebut.
Sebagaimana kasus tewasnya Brigadir J memang dapat dikategorikan sebagai kasus pembunuhan sadis, terencana, dan bahkan menghandung dimensi penghapusan barang-barang bukti secara sistematis. [gun]