"Sementara ini, hemat saya, adalah hujan meteor Sigma Hydrid yang sudah aktif sejak 2 Desember, berpuncak pada 9 Desember dan berakhir pada 20 Desember," kata Andi kepada wartawan, Senin (5/12/2022).
Andi menjelaskan kondisi bulan saat ini yang beriluminasi 90 persen, pukul 00.45 dini hari tadi, posisinya sudah terbenam di ufuk barat. Sehingga cahaya meteor yang kehijauan tidak terganggu intervensi cahaya bulan.
Baca Juga:
Mengembalikan Cahaya pada Mata dengan Operasi Katarak Gratis oleh Tambang Emas Martabe
"Cahaya meteor yang kehijauan menandakan bahwa meteor tersebut mengandung banyak magnesium, dan ketika bereaksi dengan atmosfer bumi saat melintas, akan menghasilkan pijar kehijauan," urainya.
Ia melanjutkan, tidak dampak signifikan dari fenomena itu karena sisa debu yang terbakar atmosfer bumi.
"Selain itu, terlihat sebagai meteor ini berukuran kurang dari 12 meter sehingga habis terbakar oleh atmosfer bumi dan tidak menimbulkan dampak apa-apa ke masyarakat," urainya.
Baca Juga:
Saat Berkendara, Ini Cara Halau Silau Lampu Mobil dari Arah Berlawanan
Andi juga menambahkan setiap tahun fenomena ini terjadi. Karena hujan meteor biasanya berpotongan dengan orbit pada konstelasi tertentu sehingga jadwalnya juga tertentu.
"Intensitasnya memang sedikit hanya 3-4 meteor per jam untuk Indonesia," pungkasnya. [rds]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.