WAHANANEWS.CO, Garut - Langit Situ Bagendit pagi itu cerah, tetapi permukaan airnya justru menggambarkan kondisi yang memprihatinkan, penuh gulma dan tumpukan sampah.
Namun, semuanya mulai berubah sejak inisiatif besar dari Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menggulirkan program pembersihan danau secara masif di berbagai wilayah Indonesia.
Baca Juga:
Legislator Gerindra Soroti Dugaan KKN dalam Izin Tambang Papua
Hingga akhir Juli ini, tercatat sudah tiga danau besar yang menjadi sasaran aksi TNI Angkatan Darat, yakni Danau Toba di Sumatera Utara, Danau Tondano di Sulawesi Utara, dan Situ Bagendit di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
Dilaporkan oleh Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Dispenad) pada Rabu (30/7/2025), program ini bukan sekadar rutinitas, melainkan langkah strategis TNI AD untuk melestarikan lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Teranyar, aksi pembersihan digelar di Situ Bagendit dengan melibatkan kekuatan penuh dari TNI AD, termasuk delapan unit ponton dan empat unit conveyor yang diturunkan langsung ke danau untuk membersihkan gulma eceng gondok dan sampah yang menghambat fungsi danau.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Sebut Sosialisasi Masif Pemberdayaan Bank Sampah di Indonesia Perlu Digalakkan
“Situ Bagendit merupakan aset wisata dan sumber air penting bagi masyarakat Garut. Oleh karena itu, TNI AD hadir membantu pemerintah daerah dalam membersihkan gulma secara masif, menggunakan delapan unit Ponton dan empat unit conveyor, hasil inovasi kita. Ini program kita yang ketiga, dan hasil di dua danau sebelumnya sangat memuaskan,” ujar Jenderal Maruli saat memimpin langsung kegiatan di lokasi.
Inovasi alat berat berupa ponton dan conveyor ini dirancang oleh Pusat Peralatan Angkatan Darat (Puspalad). Ponton digunakan sebagai armada kerja terapung sekaligus tempat penampungan gulma dan sarana mobilisasi tim di atas air, sementara conveyor berfungsi mengangkat gulma dari permukaan danau ke darat.
Dengan cara ini, pekerjaan berat yang sebelumnya hanya bisa dilakukan secara manual kini dapat diselesaikan jauh lebih efisien dan cepat.
Pembersihan di Situ Bagendit diperkirakan akan berlangsung selama empat bulan, melibatkan ratusan prajurit dari Korem 062/Tarumanagara dan Kodim 0611/Garut, serta didukung penuh oleh Pemerintah Kabupaten Garut.
Tak hanya fokus pada pembersihan, TNI AD juga membangun sistem distribusi air bersih melalui pompa hidram dan pipanisasi, yang ditujukan untuk mengantisipasi musim kemarau dan mendongkrak produktivitas lahan pertanian warga.
Semangat gotong royong dalam kegiatan ini tampak nyata. Selain TNI dan Pemda, kegiatan juga diramaikan oleh partisipasi relawan lingkungan dan warga sekitar.
Salah satu warga, Airin (43), mengaku terharu melihat keseriusan TNI dalam menjaga lingkungan mereka.
“Sudah bertahun-tahun kami mengeluhkan banyaknya eceng gondok di danau, tapi baru sekarang ada gerakan sebesar ini. Saya bangga dan bersyukur TNI mau turun langsung. Situ Bagendit kembali cantik, dan kami bisa berharap banyak untuk wisata dan irigasi ke depan,” kata Airin.
Langkah TNI AD ini menunjukkan bahwa pelestarian lingkungan bukan hanya tanggung jawab pemerintah daerah, tetapi juga melibatkan seluruh elemen bangsa, termasuk kekuatan militer.
Dengan dukungan teknologi dan sumber daya manusia yang terlatih, kehadiran TNI menjadi angin segar bagi upaya konservasi yang selama ini sering terkendala keterbatasan.
Melalui tangan dingin Jenderal Maruli, program bersih-bersih danau telah menjelma menjadi simbol kolaborasi strategis antara kekuatan militer dan kepedulian lingkungan, menegaskan bahwa keamanan nasional juga mencakup ketahanan ekologi.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]