WahanaNews.co, Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) mendesak Panitia Seleksi (Pansel) menelusuri rekam jejak calon pimpinan dan anggota Dewan Pengawas (Dewas) KPK periode 2024-2029.
"ICW mendesak panitia seleksi, komisioner dan dewan pengawas untuk mengecek, menelusuri, mendalami tentang rekam jejak 40 orang yang dinyatakan lolos tes kompetensi kemarin," kata Peneliti ICW Kurnia Ramadhana dalam diskusi publik di Kalibata, Jakarta Selatan, Kamis (15/8).
Baca Juga:
Uji Kelayakan Capim-Cadewas KPK Mulai Digelar Komisi III DPR
Kurnia mengatakan beberapa kandidat yang dinyatakan lulus tes tulis berlatar belakang aparat penegak hukum, seperti dari kluster Polri, Kejaksaan Agung, dan Mahkamah Agung. Adapula dari internal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Mestinya, kata dia, pansel berkoordinasi dengan lembaga pengawas dari setiap instansi tersebut.
Ia menyebut pansel sempat berkunjung ke instansi-instansi itu. Dalam kunjungannya, pansel diterima oleh Jaksa Agung, Kapolri, dan Komisioner KPK.
Baca Juga:
Maki Minta Presiden Prabowo Tarik Daftar Capim KPK yang Dikirim Jokowi ke DPR
"Namun, jangan sampai kita meyakini bahwa kunjungan itu adalah bagian dari penelusuran rekam jejak. Mengapa? Karena ketika mereka datangi lembaga-lembaga itu belum dimulai proses seleksi komisioner dan dewas KPK," ujarnya.
Kurnia mengatakan pansel juga menyambangi instansi-instansi tersebut saat proses seleksi calon pimpinan dan anggota Dewas KPK pada 2019 lalu. Kendati demikian, hal itu tak membuat pansel memilih orang-orang berkompeten.
"Pansel datang ke kepolisian ternyata di ujung yang dipilih orang-orang problematik seperti Firli Bahuri. Maka dari itu, kami sangat berharap pansel sudah mendalami lebih lanjut tentang rekam jejak mereka," imbuh Kurnia.