Pihak keluarga sudah curiga dengan kematian dr Eko. Alhasil, setelah jasad tiba, keluarga membuka kain kafan korban dan menemukan sejumlah luka lebam di tubuh dr Eko. Selain itu, ada juga bekas sundutan rokok di bagian punggung.
Baca Juga:
Kapolsek Kulon Progo Ungkap Motif Bunuh Diri Ipda BS: Bisnis Ternak Kambing
"Itu kita dibuka untuk dikafani ulang, ternyata terdapat kejanggalan kejanggalan menurut kasat mata kami itu janggal, yaitu ditemukan lebam-lebam di badan yang tidak merata. Setelah itu, kita periksa ada juga keanehan seperti bekas sundutan rokok di punggung kiri. Di kepala ada bekas senjata peluru masuk dari arah belakang kuping tembus ke kening atas. Dari situ kita lihat bahwa peluru dari belakang ini kecil yang depan membesar, yang kita tahu secara awam peluru standar TNI. Cuma kita tidak bisa memastikan ini senjata laras panjang atau laras pendek, ini yang belum dipastikan," katanya.
Abdul menyebut saat itu pihak keluarga belum sempat memikirkan rencana untuk mengautopsi jasad korban karena masih dalam situasi berduka. Lalu, pada 2 Mei 2024 pihaknya menyurati Presiden RI untuk meminta jasad dr Eko diautopsi. Surat itu ditembuskan ke sejumlah pihak, seperti Panglima TNI, KSAL, Puspom TNI, dan Puspom TNI AL.
Selain itu, pihaknya juga sempat mendatangi Puspom TNI untuk mempertanyakan soal kematian Lettu Eko, tetapi saat itu mereka diarahkan untuk mendatangi Puspomal. Setelah dari Puspomal, mereka kembali diminta untuk menemui Asisten Intelijen Korps Marinir. Saat menemui Asisten Intelijen itu lah pihak keluarga diberikan penjelasan soal kematian Lettu Eko.
Baca Juga:
Anggota Polsek Girimulyo Ipda BS Dipastikan Polisi Tewas Bunuh Diri
"Di sana lah kita dapat penjelasan penyebab kematian, ternyata setelah kami dengar secara lisan, bukan tertulis. Disebutkan di situ kalau kami tidak salah dengar, disebutkan almarhum ditemukan (tewas) di kamar tidur, berbeda dari awal yang kami terima. Kemudian, penyebab yang awalnya karena malaria, berubah lagi, karena ada hal lain. Kalau dia malaria, kenapa bisa mengaku bunuh diri, lazimnya kalo orang sedang sakit, itu tidak boleh memegang senjata, termasuk pisau, ini kan membingungkan," ujarnya.
"Yang kami dengar TKP berubah dari kamar mandi ke tempat tidur. Kemudian, motifnya seolah-olah dicari-cari katanya dia ada utang. Ini kan jadi aneh. Kesannya kan sengaja mencocok-cocokan," sambung Abdul.
Abdul sangat menyayangkan asumsi yang disampaikan oleh TNI AL bahwa Eko tewas karena bunuh diri. Padahal menurutnya sejauh ini belum ada bukti kuat yang mendukung asumsi tersebut.