WahanaNews.co | Usai dilaksanakannya gelar rekonstruksi pembunuhan Brigadir J, sejumlah pihak menyoroti adanya keanehan dalam beberapa adegan di Magelang yang menunjukkan interaksi antara Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf.
Hal ini membuat isu perselingkuhan antara keduanya merebak di masyarakat.
Baca Juga:
Ferdy Sambo Dieksekusi ke Lapas Salemba, Putri Candrawathi di Pondok Bambu
Menanggapi isu tersebut, Kabareskrim Komjen Agus Andrianto segera menepisnya.
Ia menyebut dugaan perselingkuhan itu tidak terbukti dengan adanya keterangan saksi dan para tersangka yang diperoleh penyidik.
"Karena Kuat Ma'ruf baru seminggu masuk (kerja) setelah hampir dua tahun (berhenti) karena pandemi Covid-19. Kuat Ma'ruf kena Covid, hal itu terkonfirmasi dari saksi-saksi yang lainnya," kata Agus saat dikonfirmasi, Senin (5/9/2022).
Baca Juga:
MA Vonis Ferdy Sambo Jadi Seumur Hidup, Kamaruddin Duga ada Lobi-lobi Politik
Menurut Kabareskrim, dari keterangan Putri Candrawathi dan saksi lainnya, isu perselingkuhan tersebut tidak terbukti.
Terkait rekonstruksi yang berlangsung Rabu (30/8/2022), di mana dalam reka adegan peristiwa di Magelang, Jawa Tengah, Kuat Ma'ruf berada di dalam kamar Putri Candrawathi lebih dulu daripada Brigadir J, sekaligus menimbulkan pertanyaan di masyarakat hingga memunculkan isu perselingkuhan.
Agus mengatakan, saat kejadian tersebut ada saksi lain yang berada di lokasi, yaitu Susi, ART keluarga Ferdy Sambo.
Ia menyebutkan, saat kejadian, Susi ada di tangga dekat kamar, dan Kuat Ma'ruf berada di bawah sedang merokok, melihat Brigadir J mengendap-endap keluar dari kamar Putri Candrawathi.
Sebelumnya, Susi mendengar Putri Candrawathi diduga sedang menangis, merintih, atau ekspresi lainnya.
"Hal ini terkomunikasi antara S (Susi) dan KM (Kuat). KM ada di kamar untuk memastikan kondisi PC (Putri) yang ada di kamar terduduk di depan kamar mandi dikuatkan dengan keterangan S," ungkap Agus.
Putri Candrawathi dan Kuat Ma'ruf ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan berencana Brigadir J bersama tiga tersangka lainnya, yakni Irjen Pol. Ferdy Sambo (suami Putri), Bharada Richard Eliezer, dan Bripka Ricky Rizal.
Kelima tersangka disangkakan dengan Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 juncto Pasal 55 dan Pasal 56 KUHP ancaman maksimal hukuman mati, atau pidana penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun. [gun]