"Kalau itu dibangun untuk ke depan untuk persatuan alternatif sejatinya kita sepakat, kalau hanya sekadar itu [Pemilu] 2024 ya kita belum bersepakat," kata Sunarno.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wasisto Raharjo Jati, menilai, kemunculan Partai Buruh menjelang Pemilu 2024 harus dipertanyakan.
Baca Juga:
Kampanyekan Salah Satu Paslon, ASN di Cianjur Ditetapkan Polisi Jadi Tersangka Pidana Pemilu
Ia khawatir elite Partai Buruh hanya akan memanfaatkan suara massa buruh untuk pemilu.
"Idealnya kalau memang itu bertujuan jangka panjang, dideklarasikan sudah tahun-tahun sebelumnya daripada menjelang tahun pemilu ini. Itu sudah kelihatan sekali polanya," kata Wasisto kepada wartawan, Rabu (6/10/2021).
Menurut Wasisto, pilihan KASBI tidak mau berpihak juga merupakan pilihan yang logis.
Baca Juga:
Soal Hasil Pilpres 2024: PTUN Jakarta Tak Terima Gugatan PDIP, Ini Alasannya
Sebab, selama ini gerakan-gerakan buruh memperlihatkan kecenderungan hanya menonjolkan para elite buruh itu sendiri.
"Artinya, politik buruh pada akhirnya cukup elitis juga karena hanya elite saja yang diakomodir, tapi anggotanya belum tentu mendapat terapan yang sama," ungkapnya.
Keberpihakan Partai Buruh juga dipertanyakan tatkala deklarasi dilakukan di sebuah hotel mewah, yakni Hotel Grand Cempaka, Jakarta.