Atas melebarnya spekulasi ini, Soleman pun menduga ada sesuatu hal yang disembunyikan.
“Nah dari situ, lagi-lagi intelejen melihat, ada sesuatu yang disembunyikan,” ujarnya.
Baca Juga:
ART di Bekasi Diam-diam Rekam Majikan Bugil Terancam 12 Tahun Penjara
Padahal, sambung dia, jika kasus pembunuhan, cukup hanya melibatkan Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Selain itu sejumlah fakta menunjukkan adanya hasil autopsi atas peristiwa penembakkan yang menewaskan Yoshua.
Namun, sambung Soleman, hingga kini belum ada yang ditetapkan sebagai tersangka.
Baca Juga:
Teriak 'Teroris' dan Tendang Penumpang Transjakarta, Kakek 69 Tahun Ini Akhirnya Minta Maaf Sambil Gemetar
“Kalau autopsi oleh penembakan, maka kita jangan bicara dulu itu pelecehan seksual, kita bicara aja penembakan. Kan, harus konsisten dong,” ucapnya.
“Logika waras publik ini sekarang teracak-acak dengan penyampaian-penyampaian ini. Lalu tiba-tiba Kapolri juga masuk (membentuk tim). Lah sekarang bagaimana mau percaya masyarakat,” sambung dia.
Tim Kuasa Hukum Brigadir J membawa bukti foto luka jenazah yang dialami kliennya saat membuat laporan polisi ke Bareskrim Polri, Jakarta Selatan.