WahanaNews.co | Kekuatan logistik yang besar menjadi alasan Sandiaga Uno kerap melakukan manuver politik. Alhasil, Sandiaga menjadi politikus yang cukup oportunis untuk mengejar kepentingannya.
Hal itu diungkapkan Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam.
Baca Juga:
Dilaporkan ke MKD, Gerindra Sudah Ingatkan Ahmad Dhani Hati-hati Bicara
“Mapannya kekuatan logistik Sandi itulah yang kemudian membentuk pola permainan politiknya yang cenderung self-sentric dan cenderung bercorak transaksional,” ujar Umam, melansir Kompas.com, Rabu (26/4/2023).
“Meskipun berada dalam struktur partai, Sandi cenderung tidak mau berada di bawah bayang-bayang dan kekangan loyalitas para elite dan pimpinan partai,” katanya lagi.
Umam menyebut Sandiaga Uno memiliki kecenderungan untuk meninggalkan jabatan atau partai politik (parpol) tertentu untuk mengejar peluang yang dianggapnya lebih baik.
Baca Juga:
Terkait Kasus CSR BI, KPK Segera Panggil Anggota DPR Heri Gunawan
Misalnya saja, ketika Sandiaga meninggalkan jabatan sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.
Sandiaga juga tak merasa ragu hengkang dari Partai Gerindra di tahun 2018 agar mendapatkan restu dari dua parpol koalisi Gerindra saat itu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Amanat Nasional (PAN) untuk mendampingi Prabowo Subianto.
“Artinya, keleluasaan logistik politik Sandi membuat dirinya bisa memanikan relasi kuasa, hingga manuvernya juga seringkali berada di luar kendali elite dan pimpinan parpol,” kata Umam.