Ia menilai hal ini memberi celah bagi publik untuk terus berspekulasi dan mempertanyakan transparansi pengungkapan kasus.
Kecurigaan akan adanya hal yang ditutupi semakin menguat setelah muncul fakta bahwa Siswanto menggeser posisi kamera CCTV atas permintaan Meta agar arah kamera menghadap langsung ke depan kamar Arya.
Baca Juga:
Dapat Abolisi, Tom Lembong Titip Pesan Serius ke Prabowo Subianto
Komisioner Kompolnas Choirul Anam menjelaskan bahwa permintaan itu dilakukan dari jarak jauh melalui komunikasi digital dan jejak percakapannya tersimpan dalam WhatsApp.
Jejak digital itulah yang kini dicocokkan dengan rekaman jam penggeseran CCTV guna memastikan konsistensi keterangan Siswanto.
Selain itu, misteri juga menyelimuti sosok pria bernama Dion yang diketahui menemani Arya dan seorang perempuan bernama Vara saat berbelanja di mal Grand Indonesia sehari sebelum Arya ditemukan meninggal.
Baca Juga:
Kematian ADP, Kriminolog UI: Polisi Tak Gegabah Nyatakan Bunuh Diri, tapi Arah Sudah Jelas
CCTV menunjukkan Arya bersama Dion dan Vara memasuki toko H&M dan membeli pakaian dalam, dasi, serta kemeja untuk keperluan dinasnya ke Finlandia.
Setelah berbelanja, Arya sempat mengirim pesan WhatsApp yang salah alamat ke istrinya, yang sebenarnya ditujukan kepada orang lain yang diduga teman dekatnya, dan sejak saat itu komunikasi mereka terputus.
CCTV juga merekam Arya sendiri saat antre taksi Bluebird dan mengubah tujuan dari Bandara Soekarno-Hatta menjadi Gedung Kemlu.