WahanaNews.co | Indonesia dan Malaysia, sebagai negeri jiran dan bangsa serumpun, mempunyai banyak persamaan, juga perbedaan.
Termasuk dalam hal perpolitikan kedua negara.
Baca Juga:
Pendidikan Politik Sebagai Alat Ukur Mencerdaskan Kehidupan Bangsa
Dosen Ilmu Politik Universitas Djuanda (Unida) Bogor, Jawa Barat, Saepudin Muhtar alias Gus Udin, mengkomparasikan Pemilihan Umum (Pemilu) yang berlangsung di Indonesia dan Malaysia di forum antarbangsa, Selangor, Malaysia.
Gus Udin menyatakan, dalam forum tersebut banyak yang menanyakan perihal peranan pemuda dalam politik dan keutuhan negara.
“Seperti misalnya kalau di kita kan usia 17 tahun sudah mencoblos, sementara kalau di Malaysia baru didorong di usia 18. Kita bahas sistem pemilu juga sebagai komparasi dan bagaimana partisipasi masyarakat,” ujarnya, dalam keterangan tertulis, Ahad (24/4/2022).
Baca Juga:
Gibran Ingin “Berguru” ke Rocky Gerung
Forum yang digagas oleh Kolej Sultan Alaeddin Suleiman Shah (Kosass) di Universitas Putra Malaysia (UPM) itu bertajuk “Kematangan Politik Belia dalam Membina Keutuhan Negara”.
Gus Udin pun dipercaya menjadi narasumber bersama para akademisi di Malaysia.
Dia menjadi panelis pertama, dan dua panelis lainnya ialah Professor Dr Ismi Arif Ismail (pengarah IPSASS) dan KSJN Muhammad Mustaqhim bin Alias (Presiden MPK Kosass 2021-2022).
Lebih lanjut, Gus Udin juga memaparkan soal tujuan Pemilu yang dibentuk untuk meminimalisasi konflik yang ada dalam tradisi kepemimpinan.
Kedaulatan masyarakat tercermin saat pemilihan umum berlangsung.
“Jadi ketika makin banyak warga termasuk pemuda memberikan suaranya secara langsung, maka kedaulatan rakyat dan keberlangsungan negara semakin kuat,” ujarnya.
Menurutnya, banyak hal menarik jika membahas soal politik dan pemilihan umum di Indonesia dan Malaysia.
Bahkan, ada beberapa hal yang dirasa memiliki kesamaan.
“Misalnya di kedua negara ini sama-sama terdiri dari banyak partai. Lalu pemerintahannya terbentuk dari koalisi partai dan pemilihnya juga terdiri dari etnis yang beragam,” jelasnya.
Selain sebagai forum ilmiah, Gus Udin juga berharap kegiatan ini menjadi salah satu upaya yang bisa menambah erat hubungan Indonesia-Malaysia.
Terlebih, keduanya merupakan saudara serumpun.
“Ini juga jadi bagian diplomasi yang memang dilakukan tidak hanya G to G (goverment to goverment), tapi juga lewat forum intelektual,” terangnya. [gun]