"Ada, di situ ada Gubernur saya, gubernur NII. Jadi memang seperti itulah mengundang tokoh-tokoh, mengundang jemaah-jemaahnya dari koordinator," ujar Leny Siregar. "Itu bukan masyarakat biasa atau dari sekitar kompleks Al-Zaytun, itu semua umat NII KW 9," terang Leny.
Kotak yang berisi infak dari para jemaah atau anggota NII KW 9 yang dijadikan istilah melempar jumrah.
Baca Juga:
Penyebutan KKB Jadi OPM Disebut Pengamat Langkah Maju dari Pemerintah
Leny Siregar mengatakan bahwa kegiatan melempar jumrah itu dilaksanakan di masjid rahmatan lil' alamin yang terletak di tengah-tengah kompleks Ma'had Al-Zaytun.
Ditanyakan kembali dari video yang ditampilkan bahwa para peserta ini tampak sumringah dan tak ada tampak rasa terpaksa dari wajahnya saat memberikan uang atau infak ke kotak.
"Karena kita melalui doktrin yang bertahap, sudah beberapa lama, sudah melalui proses taskiah. Jadi malah kita nyumbang sedikit tuh malu, nyumbang Rp1 juta atau Rp500 ribu tuh malu di sana," ujarnya.
Baca Juga:
Presiden Jokowi Sulit Dimakzulkan, Pengamat Ungkap Alasannya
Lebih lanjut, Leny menyatakan bahwa ada juga keberadaan santri di momen melempar jumrah, menurut analisa Leny bahwa itu untuk menutupi, untuk memberi kesan bahwa itu kegiatan pesantren juga.
"Padahal intinya itu yang besar-besarnya kegiatan orang dalam, Infak sebanyak itu gak mungkin kalau gak di koordinir," ujarnya.
"Jumlah uangnya bisa milyaran di sana dalam beberapa jam saja, karena memang sudah dikumpul beberapa hari sebelumnya, jad koordinator tinggal bawa dan masukkan uangnya," sambungnya.