WahanaNews.co | Hingga kini polisi masih memburu dua orang terduga pelaku pengeroyokan terhadap A (16), yang masih menjadi buronan atau masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
A tewas setelah diteriaki maling saat mencari kucingnya pada Sabtu (5/2), sekira pukul 23.30 Wib.
Baca Juga:
Nah, yang Lain di Razia, Namun PETI Milik Takim dan Angli di Desa Tanjung Benuang Merangin Aman
"Belum (ditangkap pelaku) masih kita kejar," kata Kapolsek Tarumajaya AKP Edy Supriyanto saat dihubungi, Sabtu (12/2).
Ia menjelaskan, belum tertangkapnya dua orang terduga pelaku tersebut dikarenakan ponsel mereka tidak aktif.
"HP mereka off soalnya," jelasnya.
Baca Juga:
Tersangka Kasus Pengeroyokan di Nias Barat Tidak Ditahan Polisi, Keluarga Korban Protes
Selain itu, ia menyebut, untuk kedua buronan tersebut masih warga yang tinggal di wilayah hukumnya.
"(Terduga pelaku) masih orang Tarumajaya," tutupnya.
Sebelumnya, Polisi memastikan, untuk tiga orang terduga pelaku dari empat yang melakukan aksi pengeroyokan terhadap A (16) hingga tewas yang sudah diamankan, positif konsumsi narkoba jenis sabu. Diketahui, kejadian itu sendiri terjadi pada Sabtu (5/2) sekira pukul 23.30 Wib.
"Dari empat tersangka, tiga orang positif menggunakan narkoba jenis sabu-sabu dan juga menggunakan minuman keras jenis anggur merah," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan kepada wartawan, Jumat (11/2).
Ia menyebut, dalam melakukan aksi pengeroyokannya terhadap remaja itu. Tiga orang tersebut ternyata dalam pengaruh barang haram tersebut serta minuman keras (miras) jenis anggur merah.
"Tetapi narkotika sudah kita lakukan test urine dan itu mereka positif menggunakan narkotika, jadi tentunya ini menjadi perhatian kita semua bagaimana bahayanya penggunaan narkotika," sebutnya.
"Kemudian provokasi serta main hakim sendiri. Kemudian kejadian ini tidak terulang lagi kepada masyarakat, adanya maen hakim sendiri dan provokasi," sambungnya.
Selain itu, Zulpan menjelaskan terkait dengan para terduga pelaku yang melakukan pembacokan itu. Mereka saat itu sedang ingin tawuran ke wilayah Tanjung Priok, Jakarta Utara, dengan membawa senjata tajam.
"Nah kemudian tiba-tiba ada yang teriaki maling-maling, kemudian korban ini naik motor langsung dia cegat. Tanpa bertanya lagi, tanpa basa basi dia babat abis itu," jelasnya.
Lalu, terhadap orang yang sempat meneriaki korban sebagai maling ini karena mengaku curiga kepada korban. Saat itu, korban sempat mencari kucingnya hilang di bawah mobilnya.
"Menurutnya yang neriakin maling ini, dia enggak lihat ada kucingnya gitu, jadi dia curiga," ucapnya.
Ternyata, terduga pelaku atau yang meneriaki maling ini tidak mengetahui jika korba merupakan warga sekitar kejadian. Hal ini karena korban yang memang jarang sekali keluar rumah.
"Si korban ini memang di dalam lingkungan itu dia warga sekitar, tetapi dia kenal memang orangnya ini jarang keluar rumah, jadi warga banyak tidak mengenali dia. Jadi pada saat itu, yang teriakin maling pun curiga bahwa si korban ini bukan warga sekitar, padahal dia warga sekitar dan memang betul kucingnya hilang sebenarnya," ungkapnya.
"Tapi karena tersangka yang meneriaki maling ini curiga, pada saat menanyakan cari apa, cari kucing dia sampaikan nyari kucing, tapi dia enggak cari sampai ketemu terus dia pergi naik motor," sambungnya.
Zulpan menegaskan, antara terduga pelaku yang meneriaki maling dengan yang melakukan pembacokan tidak saling kenal.
"Enggak (saling kenal), itu kan orang mau tawuran itu kan, orang mau tawuran itu," katanya. [qnt]