WAHANANEWS.CO, Jakarta - Kematian misterius diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (ADP) kembali jadi sorotan tajam setelah tim kuasa hukum dan keluarga menempuh langkah luar biasa dengan mendatangi Pusat Polisi Militer (Puspom) Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (9/9/2025), untuk meminta bantuan pengusutan ulang kasus yang dinilai penuh kejanggalan.
Kuasa hukum keluarga ADP, Marwan Iswandi, menegaskan kedatangan mereka bukan untuk mengambil alih kewenangan penyelidikan dari Kepolisian, melainkan mendorong agar TNI membantu memperkuat investigasi, terutama dengan kemampuan intelijen dan perangkat investigasi yang mereka miliki.
Baca Juga:
Vara Ungkap Curhatan Tragis Arya Daru Pangayunan Sebelum Akhiri Hidup
"Tujuan kami di sini untuk meminta bantuan dari jajaran TNI, karena boleh dong bisa membantu ke pihak kepolisian, kami melihat dari pihak kepolisian agak kurang greget di dalam penanganan mengungkap kasus pembunuhan," ujar Marwan saat ditemui usai pertemuan, Selasa (9/9/2025).
Marwan juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menyampaikan surat resmi kepada Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, namun hasil akhir tetap akan berada di tangan polisi, dan mereka hanya berharap agar proses pengungkapan bisa lebih terbuka dan menyeluruh.
"Kami minta bantuan, karena di instansi TNI ini lengkap juga, ada intelnya segala macam, dan peralatan untuk mengungkap perkara ini, kami juga sudah memberikan data-data baru ke polisi militer untuk menindaklanjuti," tambahnya.
Baca Juga:
Keluarga Diplomat ADP Ungkap Amplop Aneh dan Minta Presiden Prabowo Turun Tangan
Tim hukum keluarga menilai kesimpulan polisi yang menyebut Arya tewas karena bunuh diri terlalu janggal, apalagi kondisi korban saat ditemukan di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025), dengan kepala dan wajah terlilit lakban.
"Perkara ini sangat janggal, jangankan kami orang hukum, anak-anak kecil pun pasti melihat keanehannya, bunuh diri dengan kepala tertutup itu tidak logis, kalau orang merasa sesak pasti dia buka, bukan malah terus menutup," tegas Marwan.
Sebelumnya, penyidik Polda Metro Jaya menyimpulkan tidak ada keterlibatan orang lain dalam kematian Arya Daru, berdasarkan hasil pemeriksaan digital forensik terhadap perangkat elektronik milik korban yang mengungkap komunikasi dengan akun milik lembaga amal Samaritans di Inggris sejak 2013 mengenai keinginan bunuh diri.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra menjelaskan, “Dari keseluruhan data digital yang diperoleh, tidak ditemukan informasi maupun dokumen yang mengandung muatan ancaman fisik, psikis, atau kekerasan dari pihak lain," ujarnya dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (29/7/2025).
Namun, kuasa hukum keluarga lain, Nicolay Aprillindo, mengungkapkan sejumlah kejanggalan kepada Menteri Luar Negeri Sugiono dalam pertemuan tertutup di kantor Kemlu, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025), termasuk informasi mengejutkan bahwa makam Arya sempat dirusak pihak tidak dikenal.
"Bahkan tadi kami sampaikan juga kepada Menlu, kepada Pak Judha, bahwa sempat makam almarhum diacak-acak atau dibongkar, mereka juga cukup kaget karena baru mendengar peristiwa ini," kata Nicolay.
Menurut Nicolay, permintaan keluarga agar penyelidikan lanjutan digelar sangat wajar, sebab masih banyak hal yang harus dijelaskan agar misteri kematian Arya Daru bisa terungkap secara terang benderang.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]