Rossa kemudian mengatakan pergerakan Hasto yang terekam berdasarkan data ponsel hanya pada pukul 13.11, 15.06, dan 16.12 WIB. Situasi itu diduga terjadi karena Firli Bahuri secara sepihak mengumumkan operasi senyap kasus tersebut ke publik.
Menurut Rossa, penyidik saat itu mendapat dari posko bahwa kabar OTT telah dibocorkan hingga tersebar di masyarakat. Padahal, Hasto dan Harun Masiku belum berhasil diamankan.
Baca Juga:
Soal Motor Sitaan yang Dipinjamkan, KPK Ingatkan Ridwan Kamil Agar Tidak Menjual
"Pada saat itu, kami dapat kabar melalui posko bahwa secara sepihak pimpinan KPK Firli mengumumkan terkait adanya OTT. Itu kami ketahui dari posko, dari Kasatgas kami dan itu di-share juga dalam grup," tutur Rossa.
"Kami juga mempertanyakan pada saat itu, sedangkan posisi pihak-pihak ini (Hasto dan Harun) belum bisa diamankan. Kenapa sudah diinformasikan ke media atau dirilis informasi terkait adanya OTT," sambungnya.
Sementara itu, Firli sudah pernah membantah soal kabar Hasto Kristiyanto bakal diciduk dalam OTT kasus Harun Masiku.
Baca Juga:
Usai Penggeledahan, Ketum KONI Jatim Sebut KPK Bawa Sejumlah Dokumen
Firli mengatakan pihaknya baru menetapkan empat orang tersangka. Satu di antaranya, yakni Harun yang tengah diburu karena berada di luar negeri. Dia berada di Singapura sejak dua hari sebelum KPK melakukan OTT tengah pekan lalu.
"Enggak, saya tidak ada konfirmasi itu. Tidak ada konfirmasi itu ya," kata Firli di Komplek DPR/MPR, Jakarta Pusat, Selasa, 14 Januari 2020 lalu.
"Kita juga sudah mengirimkan surat ke Kumham. Kita berkoordinasi dengan Polri. Karena Polri memiliki jaringan yang cukup luas," tuturnya.