"Tugas jurnalis kan menjernihkan apa yang mungkin masih abu-abu. Maka saya katakan bahwa profesi jurnalis itu membanggakan (bukan tersinggung)," jelas Najwa.
Dia meyakini, semua profesi yang bertujuan baik memiliki perannya masing-masing. Utamanya, siapa pun yang mengisi profesi bidang-bidang tersebut penting diisi oleh mereka yang terbaik.
Baca Juga:
Prabowo Subianto: Kerja Sama dalam Pemerintahan Pasca Pilpres 2024
"Yang penting kita semua sepakat, tiap profesi, baik jurnalis, MC, politikus, guru dan dosen, juga profesi lain, punya peran pentingnya masing-masing. Dan di tiap-tiap profesi, sangat dibutuhkan orang-orang terbaik," ujar Najwa.
Najwa berharap, polemik publik segera surut. Dia pun meminta publik bisa lebih jernih dalam melihat isi dari dialog antara dirinya dan Ganjar secara utuh dan bukan sekedar potongan yang dibumbui kontroversi.
"Saya senang dengan antusiasme publik terhadap berbagai isi dialog kemarin, tapi juga berharap publik jangan terjebak hanya fokus ke potongan-potongan detil dan kontroversial dari percakapan. Tapi sesuai tujuan awal acara ini diadakan, bisa melihat secara utuh gagasan -gagasan atau visi programatik dari tiap capres," jelas Najwa.
Baca Juga:
Ganjar Jadi Oposisi, Budiman Sudjatmiko: Kalau Individu Itu Kritikus
4 Blunder
Terlepas dari klarifikasi Najwa, berdasarkan data Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, tercatat sedikitnya ada 4 blunder yang pernah dilakukan Ganjar.
Dalam paparannya, peneliti LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas mengungkapkan empat blunder Ganjar Pranowo, yakni: