Sementara itu korban lain berinisial MW menjelaksan kejanggalan investasi robot trading abal-abal Fahrenheit diawali dengan pemberhentian trading pada 28 Januari 2022. Pihak Fahrenheit berdalih pemberhentian ini untuk mengikuti regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.
“Setelah ada pemberhentian trading kemudian owner Fahrenheit Hendry Susanto menyampaikan lewat pesan chatting di group tele Fahrenheit bahwa penarikan hasil investasi (WD) & trading akan kembali dilakukan pada 25 Februari. Dari penjelasan itu kita member menunggu,” Jelas MW saat berbicang melalui chat WA dengan MPI, Minggu (13/2/2022).
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
MW menambahkan, ternyata pada tanggal 25 Februari penarikan hasil investasi belum bisa dilakukan. Kendati demikian tradingnya kembali berjalan.
Para member berasumsi bahwa pihak management memang memiliki itikad baik.
Kemudian ada pengumuman dari management bahwa proses WD akan mundur ke tanggal 7 Maret.
Pihak management juga memberitahukan bahwa penundaan ini terjadi karena proses WD yang akan meggunakan dompet crypto dan management memberikan tutorial cara membuat akun crypto di Indodax atau di Tokocrypto.
Baca Juga:
BNNP Bali Gerebek Narkoba, Oknum Polisi Tertangkap Diserahkan ke Propam
Namun janji yang disampaikan management tidak ada yang ditepati. Pada 7 Maret malam justru terjadi trading yang mencurigakan dimana alogaritma robot melupakan open position trading yang melawan arah pasar.
“Jadi trading yang janggal karena saat pasar terus naik, robot terus menjual dan ketika pasar turun robot terus membeli padahal data pasar menunjukan arah pelemahan yang kuat,” terang MW.
Akibatnya dana investasi member banyak yang mengalami loss besar-besaran. Begitu juga saat sudah profit robot tidak mengeksekusi profit malah dibiarkan terjadi loss.