“Loss makin besar dan equity terus makin terkuras, baru kita tau kalo itu yang namanya margin call. Loss yang disengaja serta dimanipulasi oleh pihak management beserta brokernya,” kata MW
lebih lanjut MW menjelaskan para member mempercayakan dananya untuk diinvestkan ke Fahrenheit karena janji fixed income.
Baca Juga:
Dampak Erupsi Gunung Lewotobi, Bandara Bali Batalkan 90 Penerbangan Dalam Sehari
“Disaat pandemi seperti ini maka member yakin bahwa Fahrenheit adalah solusi. Namun bukannya menjadi solusi, justru menjadi musibah bagi para member,” ujar MW.
Korban penipuan robot trading abal-abal Fahrenheit tidak hanya di Bali. Sebelumnya ratusan orang yang menjadi korban trading abal-abal ini juga telah melaporkan ke Bareskrim Mabes Polri. Total dana korban yang hilang di Jakarta akibat robot trading abal-abal Fahrenheit diperkirakan mencapai triliunan rupiah.
Dari penelusuran MPI, robot Fahrenheit milik Hendry Susanto ini dikatakan baru berumur jagung, yakni dilaunching sekitar bulan Juli 2021.
Baca Juga:
BNNP Bali Gerebek Narkoba, Oknum Polisi Tertangkap Diserahkan ke Propam
Dalam menjalankan aksinya tergolong rapi dan sistematis. Perusahaan menyediakan sejumlah kit, dimana salah satunya adalah mencantumkan legalitas dari berbagai badan otoritas di Indonesia.
Namun belakangan dokumen legalitas ternyata sebagian tidak valid, seperti kode NIB dan KBLI dari Badan Penanaman Modal tidak sesuai. Padahal, dokumen itulah yang dipegang para calon member sebelum memutuskan untuk bergabung. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.