WahanaNews.co | Guna memperkuat pasukan militernya, banyak negara melakukan modernisasi alutsista. Demikian juga halnya dengan Indonesia, yang belum lama ini melakukan pembaruan.
Indonesia diketahui menyepakati pembelian 42 unit pesawat Rafale buatan perusahaan Dassault Aviation asal Prancis.
Baca Juga:
Kapuspen TNI Bantah Perwiranya Jadi Beking Tersangka Perundungan Anak SMA di Surabaya
Tidak sampai 24 jam dari kesepakatannya dengan Prancis, Indonesia mendapat konfirmasi dari pihak AS untuk pembelian sebanyak 36 unit pesawat F-15EX.
Dikutip dari Defence Security Asia, Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa jika Indonesia benar-benar membeli 36 pesawat tempur F-15EX, dapat menghabiskan US$ 13,9 miliar untuk produksi.
"Sangat penting bagi Amerika serikat untuk membantu Indonesia mengembangkan dan memelihara sistem pertahanan yang kuat dan efektif," kata Departemen Pertahanan Amerika Serikat dalam sebuah pernyataan.
Adanya pesawat Rafale dan F-15 tentunya akan menambah kekuatan tempur Indonesia menjadi lebih signifikan lagi.
Baca Juga:
Skandal Judi Online: 4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi, Danpuspom Beri Peringatan Keras
Sebagai informasi, Indonesia menjadi negara Asia Tenggara pertama yang membeli pesawat Rafale buatan Prancis.
Sebelum kedatangan pesawat Rafale, Indonesia ternyata memiliki pesawat yang masuk ke dalam 5 besar pesawat terkuat yang ada di Asia Tenggara.
Dilansir dari Defence View, berikut daftar 5 jet tempur paling kuat di Asia Tenggara.
1. Su-30MKM dan Su-30SM – Malaysia dan Myanmar
Angkatan udara Malaysia menjadi yang pertama di wilayah Asia Tenggara yang mengoperasikan jet tempur generasi 4+.
Malaysia menerima pengiriman jet tempur kelas berat Su-30MKM pertamanya pada tahun 2006.
Jet tempur Su-30MKM dipakai untuk menggantikan jet F-5E Tiger II yang sudah tua yang sebelumnya dipasok oleh AS.
Pada saat itu Su-30MKM adalah pesawat paling canggih yang pernah diekspor Rusia.
Jet tempur Su-30MKM dibuat berdasarkan Su-30MKI yang dikembangkan untuk Angkatan Udara India namun memiliki sedikit perubahan pada avionik.
Pada tahun 2000-an Su-30MKM menjadi salah satu jet tempur paling mumpuni di dunia, 18 yang dikirim ke Malaysia memberikan kinerja tempur yang besar.
Jet tempur Su-30SM adalah peningkatan dari Su-30MKM dan saat ini dipesan oleh Angkatan Udara Myanmar.
Peningkatan utamanya adalah integrasi avionik superior dan radar N011M Bars dengan jangkauan deteksi 400 KM yang diperluas dan akses ke rudal R-37M dan SAP-518 yang lebih modern.
2. F-15SG – Singapura
Singapura mengakuisisi 40 jet tempur F-15SG dan menjadi pelanggan kelima ekspor di dunia.
Negara yang sebelumnya mengakuisisi F-15 adalah Israel, Jepang, Arab Saudi dan Korea Selatan.
Varian yang dikembangkan untuk Angkatan Udara Singapura lebih canggih dalam sensor dan avioniknya.
Jet tempur F-15 yang diakuisisi Singapura juga menjadi varian pertama yang menggunakan radar AESA.Radar AESA dapat memberikan penanggulangan peperangan elektronik yang unggul.
F-15 dianggap sebagai jet tempur paling mampu dan digunakan angkatan udara Barat selama Perang Dingin.
3. Su-30MK2/MK – Vietnam dan Indonesia
Su-30MK2 adalah jet tempur yang diturunkan dari Su-30MKK custom yang dikembangkan untuk Angkatan Udara China.
China menjadi klien jet tempur pertamanya pada tahun 2004.
Jet tempur Su-30MK2 dioptimalkan dengan baik untuk peran serangan maritim dengan avionik canggih terutama untuk komando, kontrol, komunikasi, komputer, intelijen, pengawasan, akuisisi target dan kemampuan pengintaian.
Vietnam memiliki 35 unit jet tempur Su-30MK2 sedangkan Indonesia mempunyai 9 unit untuk TNI AU.
Su-30MK2 juga mempunyai berbagai persenjataan modern seperti rudal anti kapal Kh-31 Mach 3 dan rudal anti pesawat R-77.
Namun, kemampuan Su-30MK2 masih jauh lebih rendah dari Su-30MKM dan Su-30SM yang mempunyai harga lebih mahal.
Su-27SK dianggap sebagai jet tempur paling mumpuni dan bertugas di angkatan udara mana pun selama Perang Dingin.
Su-27 Flanker pertama kali memasuki layanan pada tahun 1985 dan dirancang untuk mengungguli F-15 Eagles Angkatan Udara AS.
Su-27SK banyak diekspor selama tahun 1990-an.
Vietnam mengoperasikan sebelas jet tempur, sedangkan Indonesia memiliki 5 jet tempur Su-27SK varian yang lebih tua.
TNI AU pada pertengahan 1990-an ditetapkan akan menjadi salah satu klien terbesar di dunia untuk jet tempur Su-27 Flanker.
Indonesia rencananya akan mengoperasikan 100 jet Su-27 Flanker untuk membentuk pertahanan tinggi atas konflik di Timor Timur.
Namun karena anggaran dana yang terbatas, adanya tekanan dari Barat dan kurangnya perencanaan yang matang menggagalkan rencana itu.
Meski tangguh pada masanya, Su-27 kini dianggap ketinggalan jaman terutama varian 1990-an yang menua di Asia Tenggara.
5. MiG-29SE/SM – Myanmar
Jet tempur kelas menengah MiG-29 telah menjadi salah satu ekspor paling populer Rusia di bidang penerbangan.
MiG-29 dinilai mempunyai biaya operasional rendah dengan kinerja penerbangan yang mengesankan.
Jet tempur MiG-29 dirancang untuk mengungguli F-16 dan F-18 AS selama perang Dingin.
Saat ini MiG-29 dioperasikan oleh Angkatan Udara Myanmar dengan perkiraan 27 unit.
16 diantaranya adalah varian MiG-29SE dan SM yang dimodernisasi.
Meskipun dinilai tangguh, MiG-29 milik Myanmar memiliki kinerja yang kurang baik dibandingkan dengan varian modern MiG-29M atau MiG-29K yang digunakan Angkatan Laut India.
MiG-29 milik Angkatan Udara India menggunakan desain badan pesawat pasca-Perang dingin yang sangat berbeda. [qnt]