Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen TNI Wahyu Yudhayana mengonfirmasi pengiriman rudal balistik jarak-pendek dari Turki ke Indonesia, namun mengatakan, “Ini adalah gelombang pertama pembelian oleh Kementerian Pertahanan dan belum diserahterimakan kepada TNI AD.”
Karena itu, Wahyu menegaskan dirinya tidak dapat berkomentar apakah sistem rudal tersebut sudah resmi ditempatkan di Kaltim.
Baca Juga:
Ketua Dekranasda Kota Binjai Hadiri Puncak HUT ke-45 Dekranas di Balikpapan
Ia juga tidak memberikan rincian jumlah rudal KHAN yang dibeli Indonesia dan di mana saja akan ditempatkan.
Kepala Biro Infohan Setjen Kementerian Pertahanan Brigjen TNI Frega Ferdinand Wenas Inkiriwang mengatakan pada Kamis pekan lalu bahwa pihaknya “belum monitor update” terkait rudal tersebut.
Pengamat pertahanan dari Janes di Singapura, Ridzwan Rahmat, mengatakan kepemilikan rudal balistik oleh Indonesia akan memicu perlombaan senjata di Asia Tenggara.
Baca Juga:
Ketua TP PKK Kota Binjai Hadiri Puncak HKG ke-53 dan Rakernas X PKK di Samarinda
“Sampai sekarang, negara-negara (Asia Tenggara) menahan diri untuk tidak mengakuisisi rudal balistik taktis karena jangkauannya serta sifat senjatanya yang sulit ditangkis karena batas waktu intersepsinya yang sempit,” ujarnya.
Menurutnya, langkah Indonesia akan membuat negara-negara ASEAN lain memiliki rudal balistik sendiri serta meningkatkan sistem pertahanan udara.
Beni Sukadis dari LESPERSSI menilai, “Mereka mungkin melihat langkah ini sebagai eskalasi militer yang berpotensi memicu perlombaan senjata di Asia Tenggara.”