WahanaNews.co | Ketua Badan Pengurus Centra Initiative, Al Araf, menyarankan Presiden Joko Widodo alias Jokowi dan DPR menghindari pendekatan politik dalam memilih calon Panglima TNI.
Menurutnya, pendekatan itu tidak baik untuk masa depan TNI.
Baca Juga:
4.000 Prajurit TNI Kena Sanksi Akibat Terlibat Judi Online
Al Araf menilai, jika pendekatan ini digunakan, ada potensi Panglima TNI yang dipilih didasarkan pada kedekatan dengan Presiden.
Selain itu, ada juga kemungkinan kandidat terpilih punya utang politik sebelumnya, dan meminta posisi tersebut sebagai imbalan.
"Kedekatan itu terkait dengan, 'kami dulu ikut pemenangan sehingga kami boleh dong mendorong si A, B untuk panglima TNI'," kata Al Araf, dalam diskusi Pergantian Panglima TNI dan Transformasi TNI, Kamis (9/9/2021).
Baca Juga:
Danpuspom TNI Pimpin Apel Gelar Pasukan Penegakan Hukum Tahun 2024
"Belum lagi partai politik. Parpol juga akan memengaruhi proses pergantian Panglima. Dalam pendekatan politik akan terjadi intervensi-intervensi kekuatan politik di dalamnya," imbuhnya.
Dia meminta agar Jokowi dan DPR menggunakan pendekatan substantif dalam memilih calon Panglima TNI, yakni memilih calon yang bisa mendorong reformasi dan transformasi di tubuh TNI.
"Kalau pendekatan substantif ini dilakukan, maka Panglima TNI/Presiden membutuhkan input yang cukup banyak dari lembaga-lembaga," kata dia.