"Waktu saya jadi menteri saya juga mau jadi ketua umum
partai. Saya dulu Menpora, lalu kemudian ketika saya mau maju mencalonkan diri,
2010, sebagai calon ketua umum Partai Demokrat kan saya minta izin kepada bapak
Presiden, 'Bapak Presiden saya mohon izin saya akan mencalonkan diri sebagai
calon ketua umum Partai Demokrat dalam kongres itu karena itu...', terus (minta
izin) Pak Wapres, 'silakan', kan begitu, diberi izin untuk itu," imbuhnya.
Klaim Andi, dia hanya ingin tabayun (meminta penjelasan).
Sebab, ada kader PD yang mengaku mendengar pernyataan Moeldoko terkait restu
'Pak Lurah' dalam gelaran KLB Demokrat.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Laksanakan PIN untuk Tangani KLB Polio di Sulawesi Tenggara
"Saya tidak menyeret-nyeret (Jokowi). Kan sama juga
nada itu waktu ketua umum AHY mempertanyakan, mengirim surat kepada Pak Jokowi,
kan bertanya. Namanya tabayun, orang, benar nggak kata-kata Pak Moeldoko itu
waktu ketika bertemu para kader-kader kita, katanya telah didukung oleh Pak
Lurah, itu kata Moeldoko, bukan kata saya. Ini dari kesaksian kader-kader kita.
Pak Moeldoko itu kan bilang bahwa ini Moeldoko, tapi dia pakai lencana pejabat
tinggi negara, ingat kan waktu pernyataan persnya pertama kali itu (konferensi pers
Moeldoko merespons tuduhan terlihat gerakan pengambilalihan kepemimpinan
Demokrat)," papar Andi. [dhn]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.