Begitu pula dengan Ganjar dan Prabowo, yang semula unggul tipis 2,8 persen kini menjadi 21,7 persen. Sama pula dengan selisih elektabilitas antara Ganjar dan Anies.
Pada Agustus 2023, Ganjar menurut Bambang, unggul dengan selisih 14,9 persen, kini menjadi 0,6 persen.
Baca Juga:
Buntut Panjang Perselisihan Poltracking dan Persepi: Data Survei hingga Target Sanksi
Bambang mengungkap, selisih elektabilitas Prabowo yang kian melebar dipicu karena pergeseran dukungan PDIP dan Presiden Joko Widodo.
Survei Litbang Kompas menyebut suara pemilih PDIP di 2019 dari semula 60,6 persen pada survei Agustus 2023 kini menjadi 40,7 persen.
Bersamaan dengan itu, Litbang Kompas mencatat pemilih PDIP yang memberikan dukungan ke Prabowo meningkat dari 22,1 persen menjadi 35,1 persen.
Baca Juga:
Edy-Hasan Kandas di Survei, PDIP Banyak Pilih Paslon Bobby-Surya
Dukungan partai-partai koalisi Prabowo disebut juga semakin solid rata-rata meningkatkan dari Agustus 2023.
Dorongan kenaikan elektabilitas Prabowo tidak hanya berakar dari pergeseran pendukung PDIP, tetapi juga dipengaruhi oleh simpatisan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Pada bulan Agustus sebelumnya, mayoritas pendukung Jokowi yang memilih Ganjar mencapai 48,1 persen, sedangkan yang mendukung Prabowo hanya sebesar 22,9 persen.