Saat di lokasi demo, kata Marcos, dia mendengar teriakan massa yang menyebut nama Ade Armando.
"Ada yang teriak 'Ade Armando, Ade Armando' jadi secara spontan Marcos melakukan penendangan tapi tidak kena (Ade Armando), karena ramai orang saat itu, Marcos terdorong keluar kumpulan massa," ujar Marcos.
Baca Juga:
Dugaan Ujaran Kebencian Ade Armando soal DIY Mulai Diselidiki Polisi
Serupa dengan Marcos, terdakwa Komar mengaku ikut memukuli Ade Armando berawal dari suara bernada provokasi di lokasi kejadian.
"(Pukul) dua kali cuma kena apa enggak saya tidak tahu, karena sudah banyak orang saat itu," kata Komar.
Terdakwa Abdul Latif yang ikut mengerubungi Ade Armando juga mendengar suara provokatif itu.
Baca Juga:
Bila Tak Bisa Ikuti Aturan, Kaesang Persilakan Ade Armando Keluar dari PSI
"Pada saat kejadian, saya sempat merokok di depan Gedung DPR. Saat saya duduk, ada yang teriak 'Ade Armando penista agama', terus saya spontan memukul," kata Abdul Latif.
Hal senada diungkapkan tiga terdakwa lainnya Al Fikri Hidayatullah, Dhia Ul Haq, dan Muhammad Bagja yang mengaku datang ke lokasi demo tidak berniat untuk membuat kericuhan.
Para terdakwa mengakui bahwa mereka terlibat dalam pemukulan terhadap pegiat media sosial itu.